Memilih Suami Atau Orang Tua

Pernikahan & Keluarga, 18 Oktober 2022

Pertanyaan:

Assalamualaikum..mohon pencerahannya udah kirim pertanyaan yg 2x nya..

Pernikahan saya sudah menginjak 6th..sekarang ditimpa masalah rumah tangga suami memiliki hutang banyak pada pinjol menggunakan nama saya, pernah ketauan judi online, ada 2 kendaraan yg di gadai juga dan sudah menunggak sehingga pernah ada kolektor yg datang kerumah orang tua karena pakai alamat orang tua saya..sehingga orang tua saya pun sangat marah besar hingga menyuruh untuk pisah rumah sebelum hutang nya selesai.dari kejadian ini suami sering berbohong..orang tua saya pun jadi sangat marah besar akan hal ini orang tua terutama ibu membantu tapi suami merasa orang tua terlalu ikut campur di urusan rumah tangga ini sampai suruh untuk cerai orang tua saya jadi tersinggung padahal ibu sudah menjaga dan merawat anak saya dari lahir..dan kini sudah masuk ke 2 bulan sudah pisah rumah..skrg suami akan melunasi hutang nya dgn pinjam ke orang tua nya..dengan syarat saya harus ikut plg kerumah.. Jika tidak ikut kerumah saya ahli neraka karena tidak ikut dengan suami,dia mengingatkan..namun orang tua saya ingin suami saya menutup hutang terlebih dahulu masalah selesai dulu..orang tua saya takut jika suami saya menyakiti saya lagi karena posisi juga sedang hamil orang tua saya juga sangat kasian dengan posisi saya..

Tapi satu sisi saya melihat orang tua saya seperti tidak ridho jika saya harus kembali bersama dgn suami saya karena ibu saya sampai marah sampai suruh saya melupakan ibu nya karena saya lebih memilih suami yg sudah2 jelas salah.. Skrg suami mencoba untuk memperbaiki diri mendekatkan diri dengan allah ..tapi keluarga saya tidak percaya mengganggap suami drama karena dampak dari kebohongannya..wallahuallam..

Oh yaa dan ibu saya pun sampai melihat ke orang yg bisa yg katanya ulama tp bisa menerawang bahwa suami saya tidak akan pernah berubah dan akan berbuat seperti itu lagi 

Harus seperti apa ya saya sebaiknya yah secara hukum islam yg terbaik nya dengar orang tua atau suami? Orang tua pun sebetulnya dulu tidak merestui hubungan saya dengan suami..apakah ini akibat saya tidak mendengarkan nasihat orang tua?

Saya tidak ingin berdosa terhadap suami karena tidak menurut pada suami termasuk dosa besar tapi tidak ingin menyakiti hati orang tua juga sampai mengakibatkan sakit..



-- Novia Anggraeni (Bandung)

Jawaban:

 Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.

Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, terkait pertanyaan yang anda sampaikan:

  1. Dalam kondisi normal, hukum asal bagi seorang wanita, jika dia telah menikah, maka dia harus lebih mengutamakan ketaatan kepada suaminya daripada kepada orang tuanya. Tetapi dalam kondisi tertentu orang tua bisa memberikan saran dan pandangan kepada anaknya untuk kebaikannya. Apalagi jika mereka melihat bahwa anaknya dalam ancaman dan bahaya dari suaminya.
  2. Suami wajib ditaati perintah dan larangannya pada perkara yang tidak melanggar syariat. Jika dia memerintahkan atau melarang pada perkara yang melanggar syariat maka tidak ada ketaatan padanya. Rasulullah saw bersabda:

لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ                                                     

Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf” (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Dalam perkara hutang yang melibatkan nama anda, apakah tindakan suami berhutang itu sudah sepengetahuan anda dan sudah seijin anda? jika dia melakukan itu tanpa sepengetahuan dan tanpa seijin anda maka suami anda telah mendholimi anda. Karena dia yang melakukan transaksi peminjaman, tapi andalah yang akan menanggung segala resiko secara hukum.
  2. Orang tua anda marah kepada suami anda itu suatu kewajaran. Mereka merasa dirugikan dan merasa terganggu akibat tingkah suami anda itu. Kalau kemudian mereka memaksa anda untuk berpisah, tentu hal itu sudah melampaui batas. Mereka hanya bisa memberikan nasehat dan masukan sikap terbaik yang mesti anda ambil. Keputusan tetap di tangan anda.
  3. Orang tua anda mengijinkan anda untuk pulang ke rumah suami dengan syarat dia melunasi dulu, sehingga tidak ada masalah lagi. Mereka ingin memastikan bahwa hutang-hutang menantunya dibereskan sebelum anda kembali sehingga tidak ada masalah yang akan menimpa anda. Itulah bentuk cara orangtua menyelamatkan anaknya agar tidak menjadi korban suaminya. Dan mereka juga ingin memastikan suami anda benar-benar bertanggung jawab, bertaubat dan menyadari akan kesalahanya.
  4. Jika anda ingin kembali kepada suami anda, ajaklah orangtua anda berdiskusi untuk mendapatkan jalan tengah untuk kebaikan semua. Karena jika masing-masing pihak bersikap egois iingin menang sendiri, maka tidak akan ada kebaikan bersama. Masing-masing hendaknya mau mengalah untuk menang bersama-sama.

Demikian yang bisa disampaikan, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab (as)



-- Amin Syukroni, Lc