Pernikahan

Pernikahan & Keluarga, 29 Oktober 2022

Pertanyaan:

Assalamualaikum. setelah 10 hari saya dan suami menikah, saya ditinggal suami ke luar negri untuk sekolah. Sudah hampir 1bulan ditinggal, saya merasa sangat sedih. Tiap minggu saya menangis, memikirkan hutang suami, dan tdk bisa dkt jg dg suami. Saya ingin suami saya pulang ke indonesia saja, tp kalau suami pulang brarti itu akan melanggar kontrak dengan sekolahnya dan harus mengganti rugi dana talangannya. Apa yg sebaiknya saya lakukan? Saya sudah sangat sedih sekali hingga teriris hati saya... 



-- Siti Hajar Agustina (Semarang)

Jawaban:

Wa alaikum salam warahmatullahi wabrakatuhu.

Tentu tidak nyaman ditinggal suami disaat anda seharusnya menikmati menjadi pengantin baru. Akan tetapi perpisahan itu harus terjadi dan tidak bisa ditolak karena alasan study. Hati anda bersedih. Anda ungkapkan kesedihan itu dengan tangisan pilu. Apakah dengan semua tangisan dan kesedihan itu semua bisa mengubah keadaan anda?

Untuk menghadapi situasi yang sedang anda hadapi itu, kami hanya bisa memberikan saran sebagaimana berikut ini:

  1. Terimalah dengan lapang dada kepergian suami anda itu. Karena kepergian dia bukan untuk kemaksiatan dan bukan untuk merugikan diri sendiri dan keluarga. Dia pergi untuk suatu tujuan mulia dan untuk mengangkat derajat suami dan keluarga. Keberhasilan dia nanti adalah keberhasilan anda juga. Kemuliaan dia, juga akan menjadi kemuliaan anda juga. Dukungan anda padanya akan menjadi support bagi suami anda.
  2. Jika suami anda meninggalkan hutang. Untuk meringankan beban pikiran anda, ajaklah orangtua anda dan mertua anda untuk memikirkannya. Agar beban pikiran anda bisa diringankan oleh keluarga. Dan semoga dengan begitu akan ada solusi yang terbaik,
  3. Yakinlah bahwa bersama kesulitan akan datang kemudahan. Berakit-rakit ke hulu,berenang-renag ke tepian. Bersakit sakit dahulu,bersenang-senang kemudian. Allah berfirman dalam surat al Insyirah:

فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا


Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا


Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.

Sekarang anda merasakan kesedihan karena beratnya perpisahan. Suatu saat nanti.anda  akan menikmati jerih payah anda.

  1. Bersabarlah dengan kondisi ini. Dengan berjalannya waktu anda akan bisa menyesuaikan dengan keadaan. Isilah waktu anda dengan kegiatan positif yang bermanfaat untuk diri anda dan orang lain. semoga itu semua dapat mengurangi kesedihan anda dan dapat menjadi pelipur lara.

Demikian yang bisa disampaikan. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishowab. (as)



-- Amin Syukroni, Lc