Assalamualaikum, mohon petunjuk saya seorang istri saya sayang sekali dengan suami saya, ada beberapa hal yg suami saya tidak sukai dari saya seperti contoh saya tidak sepaham dengan dirinya dan sbgainya saya sebagai istri sudah berusaha sebisa mungkin untuk mengerti dan berusaha menjadi apa yg suami mau seperti contoh berpakaian yg syar'i dalam tahap ini saya masi proses belajar berpkaian yg syar'i, ada kata2 suami saya katanya saya jadi beban buat dirinya saya membuat dosa yg dirinya tanggung, saya sebagai istri Jujur sakit rasanya saya bingung saya harus bagaimana, apakah saya harus ikhlas di perlakukan demikian atau saya harus menyerah karna saya gk mau jadi penyebab dosa suami saya, trimakasih Wasallamualaikum
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Diantara tugas suami adalah menjaga isteri dan anaknya (keluarga) dari sengatan api neraka. Hal ini seperti difirmankan Allah swt:
يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا Ù‚Ùوا أَنْÙÙØ³ÙŽÙƒÙمْ وَأَهْلÙيكÙمْ نَارًا ÙˆÙŽÙ‚ÙودÙهَا النَّاس٠وَالْØÙجَارَة٠عَلَيْهَا مَلَائÙكَةٌ غÙلَاظٌ Ø´ÙØ¯ÙŽØ§Ø¯ÙŒ لَا يَعْصÙونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهÙمْ ÙˆÙŽÙŠÙŽÙْعَلÙونَ مَا ÙŠÙØ¤Ù’مَرÙونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(QS. At-Tahrîm:6)
Suami anda tipe suami yang bertanggung jawab dan peduli kepada keselamatan keluarga. Maka ketika suami anda mau menjaga anda dari siksaan api neraka, harusnya anda bersyukur. Adapun dampak dari upaya menyelamatkan dan menjaga anda dari keburukan yang akan menimpa anda, maka hendakya hal itu disikapi dengan bijaksana. Pahami niat baiknya, meskipun bisa jadi caranya tidak anda sepakati.
Untuk bisa saling memahami diperlukan waktu dan kesabaran, bahkan mungkin diperlukan sedikit air mata. Latar belakang suami dan isteri yang berbeda, berpotensi menimbulkan perbedaan dan perselisihan. Perbedaan dan perselisihan itu tidak akan berdampak buruk manakala kedua belah pihak saling memahami kelembahan masing-masing dan bisa memberi maaf atas kelemahan itu. Sebagai contoh: suami anda mungkin lebih paham soal hukum menutup aurat bagi wanita, karena itu dia lebih tegas mensikapi pelanggaran yang dilakukan oleh mereka yang tidak menutup aurat. Sementara anda, misalnyal ebih sedikit ilmu agamanya dibandingkan suami anda, maka pelanggaran dalam menutup aurat itu anda sikapi lebih santai dibandingkan sikap sumi anda.
Adapun perkataan suami anda bahwa anda menjadi beban dosa baginya karena anda tidak palanggaran syariat yang anda lakukan adalah benar adanya, hal itu jika suami anda abai terhadap pelanggaran itu. Tetapi jika dia sudah berusaha untuk mengingatkan anda dan menasehatinya, tetapi anda tidak berubah, maka dosa itu atas diri anda sendiri, tidak menjadi beban suami anda. Setiap orang akan bertanggung jawab atas perbutannya sendiri. Allah swt berfirman:
وَلَا ØªÙŽØ²ÙØ±Ù ÙˆÙŽØ§Ø²ÙØ±ÙŽØ©ÙŒ ÙˆÙØ²Ù’رَ Ø£ÙØ®Ù’رَى
Seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain.(QS. Azzumar:7)
Berabarlah menjalani proses menjadi lebih baik. semoga kesabaran anda memudahkan anda menjadi lebih baik dari yang sekarang ini. Wallahu a’lam bishowab. (as)