Assalamu'alaikum
Ustadz, suami saya sudah mendiamkan saya selama berminggu minggu dengan alasan yang menurut saya tidak syar'i dan sepele.
Jadi kalau saya komplain atau menyampaikan perasaan (kecewa) saya tentang sikapnya, dia bukannya minta maaf atau membujuk saya, dia tidak terima malah balik marah dengan cara mendiamkan saya, mengabaikan wa dan telpon saya bahkan tidak peduli dimana dan bagaimana saya (saya pernah pergi dari rumah tanpa ijin karena sudah tidak kuat di diamkan dan di abaikan berminggu minggu).
Pernah dia mendiamkan saya 3 minggu hanya karena saya minta berhenti makan (dalam perjalanan) dengan nada sedikit kesal (karena saya sebelumnya sudah minta berkali kali dan saya belum makan dari pagi s.d malam).
Kalau di ingatkan bahwa mendiamkan org > 3 hari itu dosa, dia akan balik menyalahkan saya karena saya bernada tinggi bicara padanya (pembelaan saya, sebelumnya saya bicara dgn nada rendah pun dia tdk perduli dan setelah berhari-hari baru saya benar2 marah). Di ingatkan lagi kalau ada apa2 dengan saya di luar rumah itu masih tanggung jawabnya, dia jawab itu resiko saya yang berdosa keluar dari rumah tanpa ijin dia.
Kalau dengar tausiyah ustadz2, hanya di suruh sabar...sabar...dan sabar...
sudah lebih dari 15 tahun tiap kali dia kesal, dia selalu bersikap demikian dan semakin menjadi jadi sejak 3 tahun yang lalu.
Kalau bukan saya yang mulai duluan mendekati, dia akan terus begitu. Dan nanti kalaupun dia mau minta maaf dia akan bilang semua itu karena trauma masa kecilnya (hubungannya dengan orang tua dan kakak2nya). Dulu saya merasa kasihan dan bisa memaafkan bahkan mensupportnya untuk berkonsultasi, tapi semakin kesini saya merasa dia hanya beralasan saja.
Saat ini saya bertahan hanya karena anak2 saya yang masih sekolah dan butuh lingkungan yang stabil (meskipun anak2 saya semua mondok). Tapi saya sudah berniat, jika dia tidak berubah, setelah anak kedua saya masuk kuliah, saya akan benar2 berpisah dengannya.
Apakah hal ini bisa dibenarkan?
Wa alaikum salam warahmatullahi wabarakatuhu.
Anda berkeluarga sudah 15 tahun, tentu anda sudah kenal karakternya dan sudah bisa mensikapinya dengan baik. diantra karakternyada adalah suka mendiamkan anda jika ada masalah dengan anda. Mensikapi karakter suami seperti itu, hendaknya anda tidak terlalu serius menanggapinya,dibawa santai saja.
Jika anda mensikapinya terlalu serius mensikapi karakter suami anda, maka anda sendiri yang akan terktekan dan stress memikirkannya. Ketahuilah harapan Anda agar dia mengubah karakternya dengan cepat, hal itu bukan sesuatu yang mudah. Daripada anda menginginnkan dia berubah sikap, lebih baik anda yang berubah sikap dengan tidak terlalu serius menanggapinya. Dibawa santai saja.
Perlu anda ketahui, bahwa karakter semua suami adalah tidak mau meminta maaf walaupun dia yang bersala. Bagi seorang saumi meminta maaf kepada suami itu sangat berat dan bisa dianggap menjatuhkan harga dirinya. Hal itu terjadi karena egonya yang besar dihadapan suami. karena itu sebaiknya jangan tuntutt suami anda meminta maaf, cukuplah bagi anda tahu bahwa dia menyadari kesalahannya.
Terkait keinginan anda untuk berpisah dari suami anda di masa yang akan datang, sebaiknya anda tidak merencanakannya. Karena sesuatu jika telah direncanakan, maka tanpa anda sadari anda akan mengumpulkan sekian banyak alasan yang bisa anda jadikan alasan untu berpisah. Hal-hal kecil yang tidak anda sukai dari suami anda akan anda simpan dan kumpulkan untuk menguatkan alasan untuk berpisah. Sebaiknya anda berfikir sebaliknya yaitu bagaimana berupaya untuk menjadikan keluarga lebih baik. Dengan berfikir begitu, maka secara tidak sadar anda akan mengumpulkan hal-hal kecil yang anda sukai dari suami anda sehingga anda semakin banyak melihat sisi positif suami anda. Dengan begitu anda semakin mudah menerima kekurangan dan kelemahan suami anda. Hadirkan selalu dugaan baik kepada suami anda. Dugaan yang baik akan memudahkan Allah mewujudkan apa yang anda duga itu. Sesungguhnya Allah akan memberi sesuatu sesuai dugaan dan prasangkan hamba-hamabaNya. Wallahu a’lam bihowab. (as)